ads

21.8.10

Es dapat mengganggu proses pencernakan

Berbuka puasa memang lebih nikmat jika di awali dengan minum es yang manis dan terasa lebih segar, ,namun taukah anda bahwa es kurang baek untuk kesehatan ? 
Mengkonsumsi es pada saat berbuka puasa tidaklah tepat karena dapat mengganggu proses pencernaan. Pada saat berpuasa terjadi penurunan kondisi tubuh. Tubuh menjadi lemah. Begitu saatnya buka puasa, harusnya makanan bisa langsung diserap dan secepatnya diubah menjadi energi 
Jika pada saat berbuka orang langsung minum es, bukan tidak mungkin tubuh menjadi lemas dan makanan tak langsung dapat diubah menjadi energi.
 
 Suplai Oksigen keseluruh tubuh Tak Lancar

Organ saluran pencernaan atas terdiri atas rongga mulut dan kerongkongan. Kerongkongan bertugas menyalurkan makanan yang sudah dikunyah oleh gigi ke rongga mulut menuju lambung. Makanan yang melewati kerongkongan akan terdorong menuju lambung oleh gerakan peristaltik otot-otot kerongkongan. Gerakan tersebut terjadi karena dinding kerongkongan tersusun atas otot-otot polos yang memanjang serta berkontraksi secara bergantian. Itulah mengapa makanan dapat melewati kerongkongan.

Kalau es menjadi asupan pertama pada saat berbuka setelah seharian berpuasa  gerakan-gerakan peristaltik terganggu. Es akan membuat saluran pembuluh darah mengecil atau bahkan menutup. Kalau sudah demikian, gerakan otot-otot tak maksimal karena suplai oksigen dalam darah tidak lancar. Dan tidak tertutup kemungkinan muncul penyakit-penyakit saluran pencernaan .
Es  bikin pembuluh darah mengecil dan menutup. Padahal saluran tersebut penting untuk menyalurkan oksigen, makanan, darah, zat-zat antibodi. Begitu mengecil, suplai di saluran pencernaan atas berkurang, sehingga penyakit mudah datang. Radang tenggorokan, influenza. Kalau yang punya bakat alergi, langsung bisa alergi

Dampaknya berlanjut pada saluran pencernaan utama, yaitu lambung. Pada orang yang berpuasa, jumlah asam lambung mengalami peningkatan pada sore hari. Karena itulah, sangat diharapkan agar hidangan berbuka puasa dapat sesegera mungkin dicerna setelah sampai di lambung.
Namun hal ini agaknya sulit terjadi jika yang masuk adalah es. Es akan membuat makanan menjadi terbekukan.Bila sudah demikian, otot-otot lambung yang berbentuk memanjang, melingkar, dan menyerong tak langsung dapat membolak-balikan makanan agar lebih halus lagi.

Sebabkan Obesitas
 
Dampaknya kembali berlanjut di usus halus, organ yang menyerap makanan. Es membuat penyerapan makanan dalam usus halus terhambat. Penyerapan makanan terhambat karena pembuluh darah mengecil. Kontraksi usus terhambat, sehingga penyerapan terhadap makanan terganggu

Pada kondisi normal, usus mampu menyerap sari makanan pada suhu normal. Usus akan menyerap air ataupun sari makanan yang sudah sesuai dengan suhu tubuh. Kalau kondisi usus dingin, usus tidak langsung menyerap makanan, tapi justru membutuhkan energi untuk menyesuaikan suhu sari makanan atau air
Dalam kondisi demikian, lemak justru terserap terlebih dahulu daripada sari makan. Dan bila hal ini terjadi selama Ramadan, dampak yang paling mungkin terjadi adalah obesitas.

Suhu air yang paling baik untuk yang sedang berpuasa minimal suhu kamar, yaitu 25 derajat Celsius. Dan akan lebih baik lagi bila hangat. Sedikit lebih tinggi daripada  suhu kamar. “Suhu yang paling bagus adalah suhu kamar 25 derajat Celsius.
Dengan suhu yang hangat diharapkan proses pencernaan yang melibatkan reaksi kimia seperti yang terjadi pada usus dua belas jari atau usus kosong menjadi lebih lancar. Seperti diketahui, pada suhu yangn lebih tinggi reaksi kimia akan berjalan lebih cepat.
DiggTwitterFacebookRSS

1 comments:

ari sudono said...

Thanks Infonya :)

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar. tapi jangan nyepam ya.....hehehe..

alexa

 
(c) Copyright Blog Sehat. Some Rights Reserved. Powered by Blogger & Desi Dieter
This template is brought to you by : All Blog Tools.com